Selasa, 28 November 2017

Peran Account Executive dalam sebuah Perusahaan


Narasumber :Ibu Tia ( AE Mullen Loe )


Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan pada dasarnya adalah bagian dari kehidupan industri modern. Kehidupan dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan.
Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual produknya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai mengenai produk barang dan jasa yang tersedia di pasar. Apabila hal itu terjadi maka industri dan perekonomian modern pasti akan lumpuh. Apabila sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus-menerus.
Menurut M. Suyanto (2007: 143) mendefinisikan ”Periklanan adalah penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk, jasa atau pun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat”.
Peranan periklanan dalam pemasaran suatu produk adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk tersebut dan untuk membedakan diri perusahaan   satu dengan perusahaan yang lainnya.
Advertising itu mempunyai berbagai maca, sekarang itu di Jakarta ada beberapa agensi advertising yangg local atau global kalo dari jenisnya adver itu. Sekarang udah jarang orang mau beriklan di koran, karena sudah berbanding lurus dengan teknologi seperti sekarang tidak perlu mengantar foto atau gambar atau berita sendiri namun tinggal dikirim by email atau CD
Hubungan dengan klien
Sebuah perusahaan iklan harus punya klien. Budget advertising bisa membuat kantong sebuah perusahaan jebol. Hubungan dengan klien itu harus dibina, dipupuk dan jangan sampai di lepas karena seorang klien adalah sumber financial kita.
bekerja di agensi iklan agar tetap dapat mengimbangi pekerjaan kita memiliki cara-cara untuk survive :
1.      Selalu update
Selalu update dengan berbagai informasi yang sekarang sedang beredar, dan juga update target pemasaran seperti iklan Starbucks yang memiliki target para generasi milenial

2.      Positive attitude

3.      Jangan pernah berasumsi

Jangan pernah berasumsi tapi kita harus memiliki bukti nyata.

4.      Kiss/miss
Keep it Short and Simple and Make it Short and Simple jangan berbasa basi terlalu panjang karna akan sangat membosankan jika terlalu panjang

5.      Multi tasking
Seorang adver tidak hanya memegang satu pekerjaan maka multitasking ini sangat diperlukan

3 Trends :
1.      Ads are becoming more dynamic and personalized
2.      Advertising channels are becoming automatically integrated
Ex: Instagram, Facebook.
3.      Transparent attributes is tying all ad spend to hard data

Dengan adanya media digital membuat semua data menjadi transparan menjadi tau siapa yang membuat dan juga siapa yang ikut berkonstribusi. 

Selasa, 21 November 2017

Pentingnya Menganalisis Pemberitaan Sebuah Media Massa

Narasumber: Asep Saefullah 
Jurnalis Majalah Sindo 
Berita adalah hal yang menjadi konsumsi bagi khalayak luas setiap harinya. Media massa  berguna untuk dapat memenuhi khalayak akan informasi mengenai suatu peristiwa dunia dalam bentuk berita. Meskipun berita yang disajikan oleh media massa sudah teruji kredibilitas dan kebenarannya, sebagai khalayak kita perlu cerdas dalam mengamati isi media. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengamati isi media massa
1. Segala isi dan peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa
2. Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa
3. Institusi media memproduksi dan menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada publik secara luas agar produk atau pesan tersebut dapat digunakan da dikonsumsi oleh publik.
4. Berbagai macam media massa tersebut mempunyaicirikhas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya.
5. Media massa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.
6. Kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang disampaikan.
7. Fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah dikonstruksi oleh media atau penulisnya/wartawan dengan latar belakang kepentingan tertentu.
Dalam meyajikan berita kepada masyarakat, media massa melakukan framing atau pembingkaian atas setiap peristiwa yang akan dijadikan suatu berita. Setiap media massa mempunyai gaya atau metodenya sendiri dalam melakukan framing untuk suatu berita. Contohnya pada apa yang dilakukan oleh Metro TV dan TV One. Suatu peristiwa yang pada dasarnya sama dapat disajikan berbeda oleh 2 stasiun TV ini. Seperti yang dapat kita lihat saat kampanye calon presiden pada tahun 2014 dahulu. Sangat terasa jika Metro TV memiliki kecendrungan untuk mendukung calon presiden Joko Widodo pada saat itu. Sedangkan TV One lebih mendukung calon presiden Prabowo Subianto.
Framing yang dilakukan media massa bukan tanpa alasan. Hal yang mendasari framing adalah kepentingan dari sang pemilik media. Saat ini banyak pemilik atau pemimin media yang memiliki keterkaitan dengan dunia politik sehingga memiliki kepentingan pribadi yang berimbas pada pemberitaan yang dilakukan oleh media yang berada di bawah kepemimpinannya.
Contohnya seperti, MNC Group (RCTI, Global TV, Inews TV, MNC TV) yang merupakan stasiun TV milik Hary Tanoesoedibjo yang juga merupakan ketua partai Perindo. Terlihat jelas jika beberapa pemberitaan serta iklan yang terdapat pada sejumlah stasiun TV MNC Group  terkait dengan kepentingan partai Perindo.
Yang perlu diketahui adalah tidak semua framing bersifat negatif. Berikut ini adalah perspektif media massa terkait kegiatannya dalam melakukan framing:
1. Pendekatan Pluralis. Dalam pendekatan pluralis, berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Oleh karen aitu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.
2. Pendekatan Positivis. Menurut pendekatan ini media merupakan saluran pesan. Ada fakta rill yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal
3. Pendekatan Kritis. Menurut pendekatan kritis, berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk hanya cermin dari kepentingan kekuatan dominan
4. Pendekatan Konstruksionis. Menurut konstruksionis, media merupakan agen konstruksi pesan. Fakta yang ada dalam media tiada lain merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta bersigat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.
Yang perlu diingat dari proses konstruksi adalah semua proses konstruksi, mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyutingan memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir di hadapan khalayak (Eriyanto, 2002).
Kendati demikian sebagai khalayak, kita perlu menganalisis berita yang kita terima. Hal tersebut dikarenakan alasan berikut ini:
1. Fakta/ peristiwa yang disampaikan oleh media adalah hasil konstruksi.
2. Media massa adalah agen konstruksi.
3. Berita bukan refleksi dari realitas. Berita hanya konstruksi dari sebuah realitas.
4. Berita bersifat subjektif/ konstruksi atas realitas.
5. Wartawan bukan pelapor, melainkan agen konstruksi realitas.
6. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita.
7. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam penelitian.
8. Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita.
Setalah mengatahui alasan megapa berita dari media massa perlu dianalisis maka langkah selanjutnya adalah mengetahui metode analisis berita media massa.
1. Analisis Isi. Analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi yang dilakukan terhadap keseluruhan pesan seperti pada kata, kalimat, paragraph, space, waktu, tempat penulisan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan. Objek analisis isi adalah isi komunikasi secara gramatikal.
2. Analisis Framing (Frame Analysis). Analisis framing berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa.
3. Analisis Wacana. Analisis wacana menekankan pada konsistensi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun startegi-strategi di dalamnya.
4. Analisis Semiotik. Analisis semiotik merupakan studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan.
Selain itu, setiap media massa mempunyai metode atau gaya penympaian berita yang berbeda-beda, ada yang menyampaikan dengan menggunakan gaya bahasa yang formal ataupun gaya bahasa yang lazim atau yang biasa digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini bebas dipilih oleh masing-masing media. Biasanya hal yang mendasari pilihan ini adalah target khalayak yang disasar. Misalnya surat kabar Kompas yang menggunakan gaya bahasa formal memang menyasar khalayak menengah ke atas dan berpendidikan tinggi, sedangkan surat kabar Pos Kota yang menyasar khalayak menengah ke bawah.
Bagaimana pun bentuk dan kecenderungan media dalam melakukan pemberitaan yang terpenting adalah bagaimana kita, sebagai khalayak dapat benar-benar jeli dalam menerima informasi dari pemberitaan media massa. Bersikap netral dan kritis juga diperlukan agar kita mampu memahami informasi berita media massa secara baik dan tepat.


Minggu, 19 November 2017


Iklan dan Kekerasan Simbolik
Bagaimana iklan dilihat dari sudut pandang Bourdieu

Narasumber: Endah Murwani

Mengambil contoh dari iklan salah satu produk susu untuk pria yaitu L-Men, jadi didalam iklan L-Men ingin menunjukkan bahwa laki-laki yang ideal adalah yang kekar dan memiliki abs dan wanita ideal adalah yang langsing. Sama halnya dengan produk kecantikan yang menanamkan dibenak pikiran bahwa kulit cantik itu adalah yang putih. Dan pada saat itu, ketika kita melihat iklan-iklan tersebut, kita meng-iyakan dan setuju, seolah itu hal-hal yang wajar dan perlu kita lakukan. Disini kita melihat dari sisi konsep kekerasan simbolik yang dijelaskan oleh Bourdieu.
Hal-hal yang dilakukan oleh iklan sehingga mampu memenetrasi kita yaitu, yang pertama, karena iklan ada dimana-mana. Iklan ada dimana-mana, seakan mengikuti kemana saja kita pergi sepanjang hari. Pengiklan seolah tidak akan melewatkan sejengkal tempat untuk beriklan. Kedua, pergeseran fungsi iklan. Disini iklan tidak hanya sekedar bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu produk. Tapi lebih dari itu, iklan mampu mempengaruhi sistem nilaim gaya hidup, sampai selera budaya kita. Dan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari produk yang dijual, tetapi dari sisi lain iklan mencoba menjual hal yang lainnya.
Oleh sebab itu, dalam konteks inilah iklan mendefinisikan tentang arti tertentu yang diperoleh ketika orang menggunakan produk tertentu. Jadi, ketika kita membeli produk, pada saat membeli itu juga kita membeli suatu hal tertentu. Contoh nya, pada saat kita membeli baju tapi kita terpaku pada suatu brand atau merek.
Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi dua:
-          Fungsi informasional: memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk
-          Fungsi transformasional: berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen.
Iklan dalam konteks pemikiran ilmuan sosial:
·         Baudrillard: iklan adalah bagian dari sebuah fenomenal sosial bernama consumer society. Obyek dari iklan tidaklah sendiri, melainkan dibentuk oleh sebuah sistem tanda.

Analisis Baudrillard: berkontribusi dalam mengembangka analisa mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra pada masayarakat kontemporer.
Pada saat ini, banyak dari konsumen atau para calon kosumen banyak yang lebih mementingkan brand dari pada produk itu sendiri. Sehingga sering kali, mereka jadi membeli brand dan bukan produk itu sendiri. Jadi disini, Baudrillard ini mencoba mengatakan bahwa manusia saat ini penuh dengan simbolik.

·         Barthes: menganalisa iklan sebagaimana layaknya seorang ahli linguistic. Barthes tertarik untuk membingkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat gambar maupun teks dalam media dan fenomenal social lainnya. Makna ini dibongkar dengan cara menganalisa tanda-tanda yang mempresentasikan makna, dengan menggunakan semiotik sebagai kerangka analisa. Barthes menganggap bahwa tanda masih bisa menginterpretasikan realitas, sedangkan pada signifikasi tingkat kedua (konotasi), tanda bisa menginterpretasikan sesuatu yang hanya bisa dipahami lewat situasi kultural atau sosial yang sama.
Orang percaya dengan simbol-simbol yang ada, sehingga pada saat ini banyak dari kita lebih percaya kepada hal-hal yang bersifat emosional ketimbang dari rasional.
·         Fokus pemikiran Hall dalam studi media massa mencakup hubungan antara produk budaya yang secara ideologis dikodekan dengan strategi khalayak untuk mendekode (decoding) pesan-pesan tersebut. Pemikiran hal menjadi semacam kritik bagi posisi khalayak yang lemah dalam berbagai studi mengenai dampak media.

·         Sebagai sebuah myth, signs atau tanda dalam iklan dianggap merepresentasikan pesan ideologis dari si pembuat iklan (dalam konteks ini, adalah kelas borjuis).

·         Hall membagi dua fungsi, encoder-decoder / encoding-decoding. Media/pengiklan adalah encoder yang melakukan pengkodean pesan-pesan, sesuai dengan norma-norma professional (atau estetik dalam kontek pengiklan) dan ideology yang hendak disampaikannya. Ketika pesan-pesan tersebut dikodekan secara simbolis, khalayak memiliki kebebasan untuk decoding dari pesan tersebut.

·         Bagi Bourdieu, seluruh tindakan pedagogis baik itu yang diselenggarakan di rumahm, sekolah, media atau dimanapun memiliki muatan kekerasan simbolik selama pelaku memiliki kuasa dalam menentukan sistem nilai atas pelaku lainnya. Sebuah kekuasaan yang berakar pada relasi kuasa antara kelas-kelas dan atau kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.


Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu. Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sistem kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas atau kelompok dominan. Gambar-gambar simbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, sampai gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas atau keompok dominan yang diedukasi dan ditanam pada suatu kelompok masyarakat.  Kekerasan simbolik terjadi yaitu pada saat anda tanpa sadar meregulasi diri anda sendiri.

Senin, 06 November 2017

Komunikasi Krisis

Komunikasi Krisis

Jurnalis dan Media Monitoring

Narasumber : Alif Iman Nurlambang








      
           Peran komunikasi itu sangat dibutuhkan, karena semua orang membutuhkan  informasi. Komunikasi menjadi bagian yang cukup primer apalagi mengenai bencana. Komunikasi dilakukan agar semua orang dapat menerima pesan. Tujuan dalam menyampaikan pesan adalah agar seseorang dapat melakukan sesuatu. Apabila seseorang tidak melakukan sesuatu maka pesan itu akan gagal.
Komunikasi Publik dan Komunikasi Massa
Ciri khas komunikasi Publik adalah komunikasi yang dilakukan secara dua arah, terjadi pertukaran ide dan gagasan, dan komunikasi public masih terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan medium komunikasi. Ciri khas komunikasi massa adalah bagaimana menggunakan media untuk memanipulasi opini massa, menggunakan media massa, jurnalisme dan periklanan.                Dalam melakukan komunikasi dengan massa seorang PR juga harus memahami ilmu dari jurnalisme dan ilmu dari periklanan. Komunikasi Massa dan Komunikasi Publik memiliki perbedaan pada teknik penyampaian bahasanya karena di Komunikasi Massa kita tidak tahu siapa audiensnya sehingga bahasanya sama.
Komunikasi Krisis dan Komunikasi Resiko
            Komunikasi Krisis adalah komunikasi yang sudah pasti salah atau keliru. Sedangkan Komunikasi Resiko adalah komunikasi yang belum pasti salah atau keliru. Sebelum menyelesaikan sesuatu, kita harus terlebih dahulu mengecek fakta-fakta yang ada (kronologinya).
Kepercayaan
      1. Motif à Melindungi
      2. Jujur à Menyampaikan
      3.  Terampil àMempuni
        
   Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk membangun sebuah kepercayaan:
     1. Transparan 
     2. Kordinasi Komunikasi Publik
     3. Mendengarkan Dialog
     4. Diseminasi Informasi 

Perspektif  berdasarkan fakta atau realitas
       1.  Objektif à contohnya benda apapun pasti jatuh ke bawah
     2. Subjektif à contohnya menurut Anda apa yang disampaikan kepada narasumber hari ini keren/ tidak?
3.    Intersubjektif à contohnya semua orang yang sepakat bahwa kita semua membutuhkan uang.