Selasa, 21 November 2017

Pentingnya Menganalisis Pemberitaan Sebuah Media Massa

Narasumber: Asep Saefullah 
Jurnalis Majalah Sindo 
Berita adalah hal yang menjadi konsumsi bagi khalayak luas setiap harinya. Media massa  berguna untuk dapat memenuhi khalayak akan informasi mengenai suatu peristiwa dunia dalam bentuk berita. Meskipun berita yang disajikan oleh media massa sudah teruji kredibilitas dan kebenarannya, sebagai khalayak kita perlu cerdas dalam mengamati isi media. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengamati isi media massa
1. Segala isi dan peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa
2. Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa
3. Institusi media memproduksi dan menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada publik secara luas agar produk atau pesan tersebut dapat digunakan da dikonsumsi oleh publik.
4. Berbagai macam media massa tersebut mempunyaicirikhas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya.
5. Media massa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.
6. Kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang disampaikan.
7. Fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah dikonstruksi oleh media atau penulisnya/wartawan dengan latar belakang kepentingan tertentu.
Dalam meyajikan berita kepada masyarakat, media massa melakukan framing atau pembingkaian atas setiap peristiwa yang akan dijadikan suatu berita. Setiap media massa mempunyai gaya atau metodenya sendiri dalam melakukan framing untuk suatu berita. Contohnya pada apa yang dilakukan oleh Metro TV dan TV One. Suatu peristiwa yang pada dasarnya sama dapat disajikan berbeda oleh 2 stasiun TV ini. Seperti yang dapat kita lihat saat kampanye calon presiden pada tahun 2014 dahulu. Sangat terasa jika Metro TV memiliki kecendrungan untuk mendukung calon presiden Joko Widodo pada saat itu. Sedangkan TV One lebih mendukung calon presiden Prabowo Subianto.
Framing yang dilakukan media massa bukan tanpa alasan. Hal yang mendasari framing adalah kepentingan dari sang pemilik media. Saat ini banyak pemilik atau pemimin media yang memiliki keterkaitan dengan dunia politik sehingga memiliki kepentingan pribadi yang berimbas pada pemberitaan yang dilakukan oleh media yang berada di bawah kepemimpinannya.
Contohnya seperti, MNC Group (RCTI, Global TV, Inews TV, MNC TV) yang merupakan stasiun TV milik Hary Tanoesoedibjo yang juga merupakan ketua partai Perindo. Terlihat jelas jika beberapa pemberitaan serta iklan yang terdapat pada sejumlah stasiun TV MNC Group  terkait dengan kepentingan partai Perindo.
Yang perlu diketahui adalah tidak semua framing bersifat negatif. Berikut ini adalah perspektif media massa terkait kegiatannya dalam melakukan framing:
1. Pendekatan Pluralis. Dalam pendekatan pluralis, berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Oleh karen aitu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.
2. Pendekatan Positivis. Menurut pendekatan ini media merupakan saluran pesan. Ada fakta rill yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal
3. Pendekatan Kritis. Menurut pendekatan kritis, berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk hanya cermin dari kepentingan kekuatan dominan
4. Pendekatan Konstruksionis. Menurut konstruksionis, media merupakan agen konstruksi pesan. Fakta yang ada dalam media tiada lain merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta bersigat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.
Yang perlu diingat dari proses konstruksi adalah semua proses konstruksi, mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyutingan memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir di hadapan khalayak (Eriyanto, 2002).
Kendati demikian sebagai khalayak, kita perlu menganalisis berita yang kita terima. Hal tersebut dikarenakan alasan berikut ini:
1. Fakta/ peristiwa yang disampaikan oleh media adalah hasil konstruksi.
2. Media massa adalah agen konstruksi.
3. Berita bukan refleksi dari realitas. Berita hanya konstruksi dari sebuah realitas.
4. Berita bersifat subjektif/ konstruksi atas realitas.
5. Wartawan bukan pelapor, melainkan agen konstruksi realitas.
6. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita.
7. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam penelitian.
8. Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita.
Setalah mengatahui alasan megapa berita dari media massa perlu dianalisis maka langkah selanjutnya adalah mengetahui metode analisis berita media massa.
1. Analisis Isi. Analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi yang dilakukan terhadap keseluruhan pesan seperti pada kata, kalimat, paragraph, space, waktu, tempat penulisan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan. Objek analisis isi adalah isi komunikasi secara gramatikal.
2. Analisis Framing (Frame Analysis). Analisis framing berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa.
3. Analisis Wacana. Analisis wacana menekankan pada konsistensi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun startegi-strategi di dalamnya.
4. Analisis Semiotik. Analisis semiotik merupakan studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan.
Selain itu, setiap media massa mempunyai metode atau gaya penympaian berita yang berbeda-beda, ada yang menyampaikan dengan menggunakan gaya bahasa yang formal ataupun gaya bahasa yang lazim atau yang biasa digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini bebas dipilih oleh masing-masing media. Biasanya hal yang mendasari pilihan ini adalah target khalayak yang disasar. Misalnya surat kabar Kompas yang menggunakan gaya bahasa formal memang menyasar khalayak menengah ke atas dan berpendidikan tinggi, sedangkan surat kabar Pos Kota yang menyasar khalayak menengah ke bawah.
Bagaimana pun bentuk dan kecenderungan media dalam melakukan pemberitaan yang terpenting adalah bagaimana kita, sebagai khalayak dapat benar-benar jeli dalam menerima informasi dari pemberitaan media massa. Bersikap netral dan kritis juga diperlukan agar kita mampu memahami informasi berita media massa secara baik dan tepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar