Narasumber: Deden Rochmawaty , General
Manajer Corporate Affair/ Corporate Communication Nusantara Infrastructure
Public Relation (PR) adalah proses strategi komunikasi yang menghubungkan antara
organisasi dengan khalayak. PR
berbeda dengan dengan Marketing, PR adalah
bagaimana membangun hubungan dengan khalayak perusahaan atau organisasi, sedangkan
marketing adalah bagiamana memasarkan produk kepada calon konsumen.
Dalam menjalani
kehidupan kita harus mengenal siapa diri kita. Sama halnya dengan perusahaan, suatu
perusahaan haru mengetahui identitasya terlebih dahulu. Perusahaan terdiri dari
perusahaan publik dan non publik, Perusahaan publik adalah perusahaan yang
sahamnya sebagian besar dibangun oleh publik. Sedangkan perusahaan non publik
sebaliknya, misalnya seperti perusahaan keluarga.
Fungsi public relation cukup berhubungan dengan
berbagai bidang di Nusantara Infrastructure,
termasuk dalam bidang Media Relation.
Media relation adalah aktivitas yang
menjembatani publik dengan perusahaan. Melalui media perusahaan dapat
mengkomunikasikan hal-hal yang perlu diketahui oleh publik. Kehidupan kita tidak terlepas
dari media, terutama gadget. Hal ini sangat berpengaruh dalam pola kehidupan
masyarakat.
Pro dan kontra
yang dihadirkan melalui media massa mampu menciptakan opini yang memunculkan
keputusan yang berdampak besar, yang bahkan keputusan tersebut tidak sesuai
dengan fakta awal yang ada. Kekuatan media mampu merubah image yang positif menjadi negatif, maupun sebaliknya. Tugas seorang
PR bukanlah merubah image. Tugas seorang
PR adalah untuk menciptakan public opini yang akhirnya turut
menciptakan image yang sesuai dengan
keinginan perusahaan.
Sebelum memilih
media, terlebih dahulu suatu perusahaan harus mengetahui target audiens yang
ingin disasar. Setelah mengatahui target audiens, tahap selanjutnya adaah media segmentations. Media segmentations terbagi menjadi dua,
yakni media segmentations lifestyle and
media segmentations news. Media segmentations lifestyle adalah teknik
segmentasi terkait trend, fashion,
kuliner, dan lain-lain, sedangkan media
segmentations news adalah teknik segmentasi terkait berita. Tampilan media
pun berbeda-beda sesuai dengan segmen audiens.
Tampilan media terdiri dari media cetak, media eletronik seperti televisi, dan media
sosial.
Dalam menyajikan
berita kepada khalayak, harus memperhatikan news
angle. News angle adalah suatu
tema yang menjadi dasar dalam menulis dan menyajikan berita kepada publik. Dalam
menulis berita, news angle sangat
dibutuhkan agar berita yang disajikan tidak “lari” ke pemberitaan yang tidak
sesuai dengan yang diinginkan, melainkan sesuai dengan pemberitaan yang
diinginkan dan tentu sesuai dengan apa yang ingin disampaikan kepada publik.
Dalam membuat suatu
pemberitaan, juga diperlukan key message
atau pesan kunci yang merupakan suatu kalimat yang bersifat kuat tentang suatu
organisasi dalam meyakini dirinya sendiri.
Key message juga dapat dikatakan sebagai pesan yang ingin disampaikan pada publik.
Berita (news) juga dapat dibedakan menjadi dua,
yakni hard news dan soft news. Hard news adalah berita yang menjelaskan suatu peristiwa yang
terjadi. Hard news menjelaskan
informasi mengenai peristiwa tersebut. Soft
news adalah peristiwa dibalik atau yang berhubungan dengan hard news. Misalnya, berita kebakaran
merupakan berita hard news, lalu
berita mengenai perasaan keluarga yang ditinggalkan oleh korban kebakaran
merupakan soft news. Hard news merupakan berita terkait
logika, sedangkan soft news akan
menyentuh perasaan dan emosi.
Tipe news dapat dibedakan menjadi editorial dan advertising. Editorial adalah artikel berita yang ditulis oleh tim editor
dan berdasarkan pada fakta yang ada di lapangan, sedangkan advertising adalah berita yang berhubungan dengan kegiatan
periklanan yang bermaksud mempromosikan suatu hal kepada publik.
Objekivitas berita dibagi dua
yakni bertujuan untuk membangun kesadaran (building
awareness) publik dan sebagai bentuk promosi (promoting) atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Dalam membangun hubungan dengan
media, perusahaan atau organisasi dapat melakukan teknik formal maupun
informal. Teknik membangun hubungan secara formal bisa dilakukan melalui
penyebaran press release, menulis
artikel feature, melakukan press conference, dan press briefing. Sedangkan, teknik
informal dapat dilakukan melalui press
statement, press interview, press event, press tour, press training, media
visit, company visit, dan media
gathering.
Setelah mampu
menciptakan hubungan yang baik dengan media, maka saat mengalami krisis,
perusahaan dapat menanggulanginya dengan lebih baik dengan media. PR merupakan pihak yang sangat penting
saat suatu perusahaan mengalami krisis. PR
harus dapat siap dan sigap dalam menanggulangi krisis. Dalam menanggulangi
krisis, PR tidak perlu panik dan
harus tetap bersikap tenang, PR
sebagai garda terdepan perusahaan harus merespon publik secara cepat, baik
melalui media maupun telepon.
Hal-hal yang
harus dilakukan oleh seorang PR saat
mengahadapi krisis adalah selalu berkata jujur, selalau meng-update fakta kepada publik melalui
media, terbuka dalam melalukan komunikasi kepada media. Sedangkan, hal-hal yang
harus dihindari oleh PR adalah menggunakan
istilah-istilah atau jargon yang tidak dimengerti oleh publik, jangan
menghindari media dan publik, jangan berkata no comment, dan jangan menyembunyikan hasil wancara dengan media
dari publik dengan berkata “off the
record.”
Seorang PR sebagai garda terdepan perusahaan
harus selalu siap siaga, aktif di saat krisis ataupun di saat perusahaan sedang
masa tenang. Membangun hubungan yang baik dengan media adalah hal yang sangat
penting untuk membangun image yang
baik di mata publik. Bukan semata-mata hanya membuat image yang baik di mata publik, tapi terlebih dari itu seorang PR harus membangun hubungan yang baik
kepada publik dan media agar bisa terus membantu publik memenuhi keinginan
mereka dan sekaligus menyejahterahkan publik.